Haii. Bagaimana denagn ceritanyaa?? Terimakasihh yaa yang sudah membaca :)
Setiap
minggu Bryant mengajakku untuk jalan, aku menerimanya saja. Hubunganku dengan
FIrras makin menjauh.
Setelah
pulang sekolah aku mencari-cari Firras di ruang perpustakaan, karna biasanya ia
berada disana. Aku cari kesana kesini, tetapi aku tidak juga menemukannya. Aku
sedih, harus kemana lagi aku mencarinya?. Akhirnya aku memutuskan menyerah
untuk mencarinya. Aku duduk dipojok ruang perpustakaan sendiri, aku menangis.
Saat menangis aku merasa ada seseorang yang menghampiriku, tapi aku
menghiraukannya. Tiba-tiba orang itu mengusap kepalaku dan memanggilku.
“Key,
kau kah itu?” Tanya seseorang itu.
Aku
tidak menjawab pertanyaan itu, aku hanya menengok ke arah sumber suara.
Firras! Aku terkejut, seketika aku
memelukknya dan Firras menerima pelukanku. Perasaanku sangat senang.
“Firras,
kau kemana? Aku mencarimu. Aku kangen sama kamu. Kenapa sekarang kamu jarang
menemuiku?” tanyaku bertubu-tubi.
“Hey,
banyak sekali pertanyaanmu itu. Aku sibuk mengerjakan tugas Key, maaf ya.”
Jawab Firras.
“Aku
kira kau menghilang, aku sedih tau.” Kataku dengan wajah cemberut.
“Bukannya
kamu yang menghilang? Kan selama ini kamu jalan sama Bryant. Aku kira kamu
sudah melupakan aku.” Kata Firras.
DEG!
Jantungku sakit sekali mendengar perkataan Firras, aku termenung sejenak. “Benar
juga apa yang dikatakan Firras, aku melupakannya. Bodoh sekali dirirku. Aku
jadi merasa bersalah padanya.” Batinku.
“Maaf
Firras, bukan maksudku untuk melupakanmu” kataku menyesal.
“Tak
apa Key, yaudah yuk kita pulang” kata Firras.
Akhirnya
kami pulang bersama. Saat di perjalanan pulang kami seperti biasa lagi,
bercanda tawa dan cerita-cerita bersama. Tiba-tiba FIrras memutar arah balik,
aku bingung dan bertanya-tanya.
“Rass,
kita mau kemana? Kok muter balik?” tanyaku.
“Hm,
adadeh. Kamu pasti suka kok sama tempat itu.” jawab Firras.
“Ih
pelit, jangan buat aku penasaran dong” kataku.
“Ahaha,
sabar ya Key. Nanti kamu juga tau kok.”
Kata Firras.
Aku
hanya mengikuti saja kemana Firras pergi, aku menebak-nebak kemana kami akan
pergi. Akankah ke toko buku? Atau kemana. Aduh, kenapa tiba-tiba ia mengajakku
pergi sih.
Hampir
setengah jam kami jalan, sampai pada tempatnya aku disuruh turun dan kami
berjalan kaki. Kami melewati lumpur dan rerumputan liar. Aku sedikit jijik melewati jalan seperti itu, sampai-sampai
kakiku lecet. Akhirnya kami sampai disebuah
tempat. Tempat ini sangat indah. Ada sebuah danau yang jernih airnya,
pemandangan rerumputan yang indah dan hamparan bunga yang sangat jarang ku
temui di kota metropolitan ini. Aku terpukau dengan pemandangan ini. Danau,
haparan bunga dan rumput ini terlihat belum
pernah dijamah oleh manusia.
“Tidak
sia-sia kan kita berjalan jauh, melewati lumpur yangkotor sampai-sampai kakimu
lecet?” Tanya Firras.
“Ya,
ini sungguh indah Ras. Kau menemukan tempat yang indah ini dari siapa?” tanyaku
kembali.
“Aku
menjelajah sendiri. Dan apakah kau tau? Aku hanya mengajak seseorang yang aku
anggap sangat istimewa dalam hidupku, yaitu kamu Key” kata Firras.
“Maksudmu?”
tanyaku.
“Ya,
sejak pertama aku melihatmu, aku terpesina karna tingkah lakumu. Aku menyukaimu
Key” kata Firras menyatakan perasaannya padaku.
“Ah,
kamu bercanda ya. Haha, jangan bercanda dong Ras” kataku sambil memukul
pundaknya.
“Aku
tidak bercanda Key, aku serius. Maukah kau menjadi pacarku?” Tanya Firras.
“Emm,
bagaimana ya. Entahlah Ras, aku belum bisa jawab sekarang.” Jawabku.
“Iya
aku tau. Kamu pasti sukanya sama Bryant. Iya, gak apa-apa kok Key” kata Firras.
Aku
bingung harus menjawab apa lagi. Aku memang menyukai Bryant, tapi disisi lain
aku tidak ingin kehilangan Firras. “Tuhann, bagaimana ini?” batinku.
Aku
hanya senyum terpaksa. Aku bingung harus bagaimana lagi. Akhirnya aku mengobrol
seperti biasa sama Firras.
Esoknya
aku pergi ke rumah sahabatku, aku cerita semuanya kepada sahabatku ini.
Bersambung...