Singing Hatsune Miku Welcome To My Blog: Love Story

Minggu, 17 November 2013

Love Story



  

 Me and You


Umur 14 tahun merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada saat inilah semua anak akan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis. Gak ada lagi yang namanya keseriusan dalam belajar, yang ada hanyalah keinginan merasakan kebebasan dan mencari tahu apa itu cinta. Pada masa ini pula rata-rata remaja akan merasakan kasmaran sama seperti yang sedang aku rasakan. Namaku Fenny Anggraini, biasa dipanggil Fenny. Aku sekarang duduk dibangku kelas tiga SMP, bukannya belajar dengan serius untuk menghadapi ujian tengah semester, aku malah sibuk memikirkan seseorang.

Sruupp.. Aku menghisap air es jeruk yang ada didepanku sembari memainkan handphone. Seolah-olah aku tak menghiraukan perkataan ayahku yang menyuruhku untuk segera melaksanakan ibadah solat isya. Sesekali aku melontarkan pandangan kesekitar ruangan keluarga tempat aku berada. Semua keluargaku sibuk dengan pekerjaannya masing – masing kecuali ayahku yang sedari tadi masih memerhatikanku dengan sinis karena aku tak segera melaksanakan suruhannya untuk solat, walaupun pada dasarnya solat adalah suruhan Allah SWT. Akupun bergegas melaksanakan perintahnya itu, “Daripada kena omel duluan yaudahlah solat aja” kataku dalam hati. 

Selesai melaksanakn perintah Tuhan itu akupun kembali asik dengan handphoneku. Media sosial seperti facebook, twitter, blog dan aplikasi chat yang ada didalamnya kini menjadi temanku sehari – hari tak terkecuali malam ini. Akupun beralih dari semua aktifitas malam ini dan lebih memilih berteman dengan twitter.
“Followers baru nih, siapa ya? Aku dm suruh perkenalan diri aja deh.” pikirku. “kalo dari headernya sih kayaknya anak SMA, mungkin kakak kelas kali ya?” pikirku lagi. Aku beda seperti anak – anak sebayaku pada dasarnya, selalu waspada dan lebih berhati - hati dalam mencari teman di dunia maya.

 “Intro?” kata yang aku berikan pada orang yang ber unsername @nasri_ itu.
“Maksudya?” orang itu menjawab dengan pertayaan. Aku rasa dia tidak mengerti maksudku.
“ Perkenalkan diri kaka” jawabku memberi tahunya.
“Oh, nama kaka Nasri. kok kamu bisa tau  aku lebih tua dari kamu? Kamu kelas berapa?” dia menjawab sembari bertanya kepadaku.
“Iya kan header kaka fotonya anak – anak berseragam putih abu – abu jadi aku panggil kaka ya kaka. Aku kelas 9” jelasku.
“Oh iya ya, haha.. kamu kelas 9 dimana?” tanyanya
“Di 179 ka, kaka SMA dimana? Tanyaku balik.
“Kaka di SMA X, walah ternyata ade kelas kaka juga toh.” Balasnya.
“Oh, kaka dulu dari 179 juga? Kelas berapa sekarang?” tanyaku lagi.
“Iya. Sekarng kaka kelas XI ipa 3. Kamu 9 berapa?” tanyanya.
“Wih, hebat nih anak ipa. Haha.. aku kelas 96” jawabku.

Dan dari percakapan pertama itupun aku mulai akrab dengan kaka kelas tersebut. Percakapan akupun tak berhenti sampai disitu dan berlanjut dengan ocehan – ocehan, candaan, sidiran, curhatan, dan motifasi untuk mendapatkan SMA negeri yang bagus dia berikan kepadaku. Karena aku tau dia adalah kaka kelasku dan bersikap baik maka aku tidak khawatir memberikan nomor handphoneku terhadapnya.

            Tanpa kusadari dua bulan sudah aku mengenalnya. Keakraban diantara aku dan dia pun semakin bertambah. Ocehan  – ocehan yang berisi berbagai macam teks tulisan itu kini sudah mulai terbiasa aku nikmati. Kita kenal sudah hampir lama tapi belum tau dan belum pernah bertatap muka secara langsung. Sampai akhirnya dia beratanya dichatting tersebut,
            “Fenn, kaka penasaran deh kamu kaya gimana sih?”
            “Intinya badan aku pendek deh ka-_-“ jawabku terlalu jujur.
            “yaelah, jujur banget kamu-_- kalo diketik doang mah gampang, kaka pengen liat langsung.” Jawabnya.
            “Gimana cara liatnya? Pake sedotan? Haha..” jawabku bercanda.
            “Jeh malah bercanda, kaka serius. Besok minggu dah lari pagi bareng kaka mau gak?” ajaknya.
            “Haha, iya iya. Oke besok lari ketemuan didepan 179 jam 6 aku tunggu.” Jawabku cepat.

            Keesokan harinya, jam 6 kurang aku sudah ada didepan 179. Rasa deg-degkan menyelimutiku, wajar saja karna hari ini adalah pertemuan perdana aku sama kaka kelas itu. Tidak lama setelah aku datang, kaka kelas itupun datang dan menghampiriku. Aku gugup, wajahnya memenuhi penglihatanku. Aku mencoba menghindar dengan melontarkan pandanganku kesembarang tempat dan objek yang ada disekelilingku saat ini. Bibirku seketika kaku untuk berbicara, hanya senyuman yang pertama kali bisa aku persembahkan. Namun, tak selamanya dalam lari pagi tersebut aku diam membisu. Tak lama setelah beberapa meter kami berlari, aku memberanikan untuk membuka mulutku. Dan ternyata dia juga menungguku untuk membuka pembicaraan tersebut.

            Lari pagi bareng sekaligus pertemuan pertama inipun terisi oleh ocehan – ocehan, candaan dan sindiran  kita secara langsung tanpa pelantara benda apapun. Entah kenapa hari ini aku merasa senang sekali walaupun aku hanya diajak lari pagi, rasanya lari pagi hari minggu kali ini beda dengan lari pagi dimiggu sebelum – sebelumnya.

            Pertemuan kitapun tak hanya berhenti pada lari pagi saja. Sejak pertemuan pertama ini kita masih mempunyai pertemuan – pertemuan selanjutnya. Sampai aku tak sadar bahwa sekarang adalah tanggal delapan, dan tanggal delapan bulan ini adalah tepat aku mengenal dia selama tiga bulan. Tidak terasa memang, perkenalan yang kita mulai sejak tiga bulan lalu itu kini telah membuat kita seakrab ini, sedekat ini, dan membuat saling tau tentang apa yang masing – masing kita rasakan. Tapi setelah beberapa hari kaka kelas itu tau perasaanku, dia bertanya

            “Hmm.. kamu masih suka sama aku?” tanyanya.
            “hm, iya” aku menjawab singkat tapi pasti.
            “kamu gak takut aku kasih harapan doang?” tanyanya lagi.
            “takut.” Jawabku masih singkat dengan kepastian.
            “kamu cuma sekedar suka atau lebih dari itu?” tanyanya lagi.
            “Entah, mungkin lebih.” Jawabku masih seperti sebelumnya.

            “Maaf ya, kaka belum bisa ngebales rasa sayang kamu. Tapi, kalo sayang sebagai ade kelas iya kaka sayang banget.” Dan seketika, setelah aku membaca kata – kata itu, serasa darahku naik, emosi melonjak, air mata ingin tumpah dan pengen ketawa sekencang – kencangnya . hahahahaha... aku marah besar, iya marah. Mana ada sih perempuan yang gak marah, yang gak kesel, yang gak ngerasa sakit setelah tau orang yang pernah ngungkapin perasaannya ke dia ternyata cuma dianggap ade kelas doang? Hhh-

            Sudah beberapa hari ini aku cuekin dia, semua chat dan sms permintaan maaf dari kaka kelas itu gak pernah aku balas. Aku berfikir, “Kenapa aku egois begini? Kenapa aku jadi kaya anak TK yang lagi ngambek gara – gara gak dibeliin balon? Apa urusannya kalo dia gak anggap aku lebih dari seorang ade kelas? Aku kan salah juga, terlalu berlebihan. Tuhan  aja maha pemaaf, masa aku gabisa maafin orang yang gak sepenuhnya salah ini gara – gara dia?” batin ku. Akhirnya aku memutuskan untuk membalas semua permintaan maafnya melalui chat dan aku juga meminta maaf kepadanya.

            “Iya ga apa – apa kak dimaafin, Fenny lebay ya haha.” Jawabku setelah dia panjang lebar meminta maaf.
            “kamu gak lebay kali, wajar kamu punya perasaan kaya gitu kamu kan cewe” jawabnya mengerti apa yang ku maksud.
            “Hahaha..” aku tertawa membaca kata – katanya.
            “Kalo kamu mau benci kaka gak apa – apa kok” katanya pasrah.
            “Haha, gak akan lah ka.” Jawabku enteng seolah – olah masalah ini sudah aku anggap hilang.
            “Kamu sakit ya pas tau kata-kata kaka? Maaf ya kaka bisanya nyakitin doang” kata kaka kelas itu masih meminta maaf.
            “Engga ka, gak apa-apa Fenny kan setrong. Hhahah.” Jawabku sembari tertawa.
            “jangan ketawa dibalik rasa sakir Fenny” katanya.
           “heh? Fenny udah gak sakit ko hahahahah.. udah ka udah dimaafin sekarang kita temenan lagi aja ya” kataku.

            Ya, setelah aku dan dia sama -  sama minta maaf atas keegoisan, dan kesalah pahaman ini semua akhirnya aku dan ka Nasri pun mulai beraktifitas dan menjalani hari-hari seperti biasa lagi. Kita masih sering chatting, sms, bahkan jalan dan lari pagi barengpun masih sering kita lakuin tapi tanpa ada rasa apapun yang terselip didalamnya. Yang ada hanyalah persahabatan yang indah.
TAMAT
created by : Rica Ayu S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar